Zadar - Kota Kuno Terpopuler Di Kroasia


Zadar adalah sebuah kota kuno di pelabuhan Mediterania, lebih tepatnya di pantai Adriatik. Kota tua ini, dikelilingi oleh dinding dan menara di semenanjung, dengan bagian kota dihubungkan oleh jembatan yang menjadi simbol kota. Kota ini dibangun berdasarkan prinsip arsitektur kota Romawi.
Wilayah Zadar telah dihuni sejak zaman prasejarah awal. Berbagai temuan arkeologi mengkonfirmasi keberadaan kehidupan dini Paleolitik. Suku Illyrian Liburnians yang berasal dari semenanjung Balkan diperkirakan telah menghuni Zadar dari abad ke-7 SM. Selama abad ke-2 SM, Romawi menjadikan Zadar sebagai koloninya . Selama kekuasaan Romawi, Zadar mulai menyerupai kota urban yang sesungguhnya dengan jaringan jalan, alun-alun, dan kuil. Sisa - sisa monumen tersebut masih terpelihara sampai hari ini.
Zadar memiliki catatan sejarah yang panjang. Kota ini telah hidup selama lebih dari 3000 tahun dengan kondisi dinamis. Berkali – kali kota ini  telah hancur dan dijarah. Tetapi kota ini tetap tangguh sehingga dapat kembali bangkit. Dari setiap reruntuhan, kota ini bahkan dibangun lebih indah dan lebih kuat dari sebelumnya.
Selama periode awal abad pertengahan, invasi bangsa barbar membuat kehidupan kota Zadar menjadi stagnan. Pada abad ke-7 M Zadar menjadi ibukota wilayah Bizantium Dalmatia. Pada periode ini agama Kristen, perlahan-lahan menyebar di daerah Zadar. Hal ini berdampak pada arsitektur kota dan seni. Dalam waktu yang sama Gereja besar pertama dibangun di Zadar yaitu  Gereja Holy Trinity yang saat ini akrab disebut sebagai Gereja St. Donatus dan merupakan simbol yang paling dikenal dari kota ini.
Pada abad ke-10 M, bangsa Kroasia mulai mendiami daerah Zadar. Beberapa gereja Romawi dari periode terdahulu tetap dapat terpelihara dengan baik sampai hari ini (St. Mary, St. Grisogone dan Katedral St. Anastasia). Meskipun periode abad pertengahan akhir adalah masa penuh pergolakan dengan pengepungan dan kehancuran, tetapi periode ini dianggap sebagai era keemasan Zadar. Kota ini memantapkan dirinya sebagai salah satu pusat pedagang yang paling penting dari pantai Adriatik. Pada era renaisans Zadar berada di bawah pemerintahan Venesia dan tetap seperti itu hingga akhir abad ke-18 M. Pada periode ini invasi Turki mengubah kota menjadi benteng yang kuat dan secara drastis mengubah penampilan kota.
Setelah Perang Dunia I,  Zadar berada di bawah pemerintahan Italia dan tetap seperti itu sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negara Yugoslavia dibentuk. Sejak saat itu kota Zadar dianggap bagian dari Kroasia hingga sampai hari ini. Zadar menderita kehancuran yang signifikan selama Perang Dunia II dan dalam Perang kemerdekaan Kroasia, banyak monumen bersejarah hancur. Hari ini Zadar sudah dibangun kembali dan terlihat lebih indah dari sebelumnya serta menetapkan dirinya sebagai salah satu kota kuno serta tujuan wisata paling populer di Kroasia dan Eropa.


Related Posts:

Kota Kuno Yerevan Di Arafat


Yerevan merupakan nama sebuah kota kuno yang ada di daerah Ararat. Merupakan bekas ibukota sekaligus kota terbesar di Kerajaan Armenia. Hingga sekarang Yerevan dinobatkan sebagai salah satu kota kuno yang pernah memiliki penduduk terbanyak di dunia.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan pada tahun 1950, kota ini didirkan oleh Raja Argishti. Nama pertama kota ini adalah Erebuni. Prasasti tersebut bertuliskan “Dengan kebesaran Allah Khaldi, Argishti, putra Menua, membangun benteng perkasa ini dan memberitakannya Erebuni untuk kemuliaan Biainili (Urartu) dan untuk menanamkan rasa takut di kalangan musuh raja. Argishti mengatakan: Tanah sebelumnya adalah gurun dan menjadi karya besar yang saya capai atasnya. Dengan kebesaran Khaldi, Argishti, putra Menua, adalah raja perkasa, raja Biainili, dan penguasa Tushpa. "
Hal yang membuat kota ini nampak menarik dan misterius adalah adanya rumor bahwa ketika bantera Nuh mendarat di Masis dan saat Nuh keluar dari bahteranya, ia langsung melihat kota Yerevan. Dalam bahasa Armenia Yerevan atau "yereval" (երեւալ) memiliki arti  "untuk dilihat."

Diyakini bahwa wilayah Yerevan telah ditinggali manusia sejak 4000 tahun SM. Berdasarkan penggalian arkeologi diketahui bahwa Raja Argishti I dari Kerajaan Urartian (berkuasa pada 786 SM – 764 SM) telah membangun sebuah benteng militer “Benteng Erebuni” pada 782 SM di lokasi kota Yerevan dan benteng tersebut menjadi cikal bakal perkembangan kota ini. Tujuan dari pembangunan benteng ini adalah untuk melindungi kota dari serangan dari bangsa Kaukasus Utara.
Pada periode kejayaannya, kota ini telah membangun saluran irigasi dan waduk buatan. Namun demikian, kejayaannya tidak berlangsung lama. Pada abad ke-5 dan 6 SM, kerajaan Urartu diserbu oleh Raja Persia, Darius I (522 – 486 SM). Untuk mempermudah melakukan kontrol pemerintahan, maka Raja Darius I membagi wilayah kerajaanya menjad 20 satrapies dan pusat satrapies ke 18 adalah Erebuni-Yerevan.
Periode antara abad ke- 3 dan 4 SM, kota ini dikenal sebagai Yerevan Dark Ages, karena tidak adanya bukti historis yang ditemukan terhadap kota ini. Pada tahun 658 M, kota Yerevan dikuasai oleh orang – orang Arab dan kemudian dikuasai oleh bangsa Seljuk. Sejak abad ke- 7 M, kota ini menjadi rute kafilah antara Eropa dan India. Secara khusus kota ini mulai dipanggil Yerevan mulai abad ke-7 M dan menjadi ibukota Kerajaan Armenia.
Pada abad ke-9 M hingga abad ke-11 M, Kerajaan Armenia diperintah oleh Dinasti Bagratuni. Selama periode ini Yerevan adalah bagian dari Bagratuni Raya. Tahun 1387 Yerevan diambil dan dijarah oleh Tamerlane, penakluk Asia Tengah yang memproklamirkan dirinya sebagai “Pedang Islam”.

 Pada saat kota Yerevan menjadi pusat administrasi Mongol Khanate, kota ini dinamakan Ilkhanate. Yerevan memberikan makna strategis karena Persia dan Ottoman tak henti-hentinya berjuang dan berperang untuk dapat berkuasa ata kota ini. Selama masa pemerintahan Shah Abbas I (1587-1619), khususnya pada 1604, puluhan ribu orang Armenia dideportasi ke Persia. Di antara mereka terdapat warga Yerevan. Deportasi ini menyebabkan penurunan drastis jumlah penduduk Armenia di Yerevan. 

Related Posts:

Sejarah Sendok, Garpu, Dan Pisau


Bagi masyarakat modern, terutama yang tinggal di perkotaan akan lebih menyukai apabila makan menggunakan sendok, garpu, dan pisau. Sebelum peralatan makan tersebut, manusia pada masa lampau hanya menggunakan tangan untuk mengambil dan memasukan makanan ke mulutnya. Masing – masing peralatan makan tersebut memiliki sejarah yang berbeda dan mereka ditemukan tidak secara bersamaan.
Sendok
Sendok merupakan salah satu peralatan makan tertua. Dibandingkan peralatan makan yang lain, sendok lebih dibutuhkan karena diperlukan untuk meraup makanan. Pada masa lampau, sendok kuno terbuat dengan memanfaatkan bahan – bahan alam seperti dari kerang atau batu yang dibentuk, dan pada awalnya sendok tidak memiliki pegangan.
Belum diketahui waktu yang pasti kapan sendok ditemuka. Manusia kuno saat itu menggunakan tulang binatang untuk dijadikan pegangan sendok. Bukti arkeologi lainnya menemukan fakta bahwa pada 1000 SM, bangsa Mesir kuno menggunakan sendok un tuk tujuan agama. Sendok tersebut terbuat dari bahan seperti gading, kayu, dan batu tertulis, selain itu sendok tersebut juga dihiasi dengan hieroglif (tulisan Mesir kuno).
Sementara itu, pada masa Kekaisaran Yunani dan Romawi, sendok mulai terbuat dari perunngu dan perak. Tetapi sendok tersebut hanya digunakan oleh orang kaya. Di Inggris, bukti yang berhasiil terdokumentasi sendok pertama adalah pada tahun 1259 M, ketika masa pemerintahan Raja Edward I. Sang Raja menyimpan sendok – sendoknya di lemari. Jadi sendok tidak hanya digunakan untuk makan, tetapi juga dalam upacara, hiasan dan untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan. Misalnya, penobatan setiap raja Inggris selalu dilanjutkan dengan ritual di mana raja baru akan diurapi oleh sendok seremonial.
Selama periode Tudor dan Stuart, sendok semakin memiliki peran penting. Terdapat kebiasaan pada periode tersebut untuk memberikan sendok sebagai hadiah pembaptisan. Awalnya satu set hadiah sendok ini terdiri dari 12 sendok tetapi kemudian ditambah menjadi satu sehingga berjumlah tiga belas untuk menghormati sosok Kristus.

Praktek ini melahirkan tradisi sendok pembaptisan dan lazim dilakukan oleh semua kelas sosial masyarakat pada saat itu. Satu - satunya perbedaan adalah bahan pembuatan sendok. Biasanya untuk kelas atas, sendok mereka terbuat dari perak atau emas dan tembaga atau kuningan untuk kelasa masyarakat lebih rendah. Desain sendok berubah sepanjang periode Renaissance dan Baroque sebelum akhirnya ada kesepatan standarisasi sendok pada sekitar abad ke-18.
Garpu
Diperkirakan, garpu meja paling awal dibuat di Mesir Kuno. Budaya Qijia (2400-1900 SM) yang merupakan bagian dari China juga diketahui telah menggunakan garpu. Seribu tahun kemudian, popularitas garpu di dunia Barat menyebar melalui Jalan Sutra ke Venesia. Salah satu bukti tercatat paling awal dari garpu di Venesia adalah dari cerita yang berasal dari abad ke-11, yaitu ketika pernikahan putri Bizantium, Theodora Anna Doukaina dengan Domenico Selvo. Dalam pernikahan ini garpu emas dijadikan sebagai bagian dari mas kawin. Popularitas garpu mulai berkembang selama abad ke-16 M karena jasa trend setter Catherine de Medici. Dia membantu mempopulerkan garpu (serta pasta, minyak zaitun, chianti dan pemisahan manis dan gurih) dengan tabel Perancis setelah menikah dengan Raja Henry II.
Pisau

Sejak zaman prasejarah, pisau memiliki dualisme manfaat, baik sebagai senjata dan alat makan. Hal ini cukup logis karena manusia membutuhkan suatu alat untuk memotong makanan. Namun, bentuk pisau baru mulai dibentuk secara khusus agar dapat digunakan di meja ketika Dinasti Bourbon di Perancis. 


Related Posts: