Kerajaan-Kerajaan Afrika Yang Terlupakan (Bagian 3): Kekaisaran Ethiopia, Kerajaan Mossi, dan Kekaisaran Benin

Selama ini bangsa Eropa mengangap bahwa dirinya adalah pusat peradaban sedangkan bangsa lain seperti Africa dianggap sebagai bangsa barbar. Secara tidak langsung timbul stigma bahwa Africa dapat mengenal teknologi dan sains setelah kedatangan para kulit putih di benua hitam. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Afrika telah berlangsung berbagai peradaban. Tidak hanya ada di Mesir tetapi di berbagai daerah lain yang ada di Afrika. Berikut ini akan disajikan tujuh Kerajaan Kuno termasyur di Afrika:

Sebelumnya: 

5. Kekaisaran Ethiopia


Wilayah Kekaisaran Ethiopia

Kekaisaran Ethiopia juga dikenal sebagai Abyssinia, meliputi wilayah geografis bagian utara Ethiopia pada masa kini. Tahun 1137 merupakan awal dari dinasti Zagwe. Kemudian dinasti ini digulingkan oleh seorang raja yang mengklaim dirinya sebagai Keturunan dari Kaisar Aksumite, Dinasti Salomo. Tetapi Dinasti Salomo ini kemudian dikuasai Habesha.
Habesha memerintah dari 1270 sampai akhir abad ke-20. Di bawah dinasti sebagian besar sejarah modern Ethiopia dibangun. Selama masa kekuasaan ini, kekaisaran menaklukkan hampir semua wilayah yang sekarang masuk ke dalam negara Ethiopia modern. Kekaisaran ini berhasil memukul mundur tentara Italia, Arab dan Turki yang ingin mengusai wilyahnya dengan bersekutu bersama beberapa kekuatan Eropa, terutama Portugis dalam pertempuran.

Ilustrasi Prajurit Kekaisaran Ethiopia Pada Abad ke-5 M
                  Sumber:  https://thelosttreasurechest.wordpress.com


  
               6. Kerajaan Mossi


Peta Kerajaan Mossi

Kerajaan Mossi merupakan kerajaan kuat yang mendominasi wilayah hulus sungai Volta selama ratusan tahun.
Meningkatnya kekuatan dari Kerajaan Mossi mengakibatkan konflik yang lebih besar dengan beberapa daerah di sekitarnya. Kerajaan Yatenga yang menjadi kekuatan kunci pada saat penyerangan yang dilakukan Kekaisaran Songhai pada 1328 dan 1477 dalam mengambil alih Timbuktu, membuat Kerajaan Mossi mendapatkan pos perdagangan penting Macina.
Tetapi ketika Askia Mohammad menjadi pemimpin Kekaisaran Songhai dengan keinginannya untuk menyebarkan Islam, hal ini membuat terjadinya peperangan dengan Kerajaan Mossi pada tahun 1497. Meskipun pasukan Mossi dikalahkan dalam perang ini, mereka menolak upaya untuk pemaksaan untuk memeluk Islam. Meskipun ada sejumlah negara Islam di wilayah lain berusaha secara paksa menyebarkan Islam, yaitu Kekaisaran Massina dan Sokoto Khilafah, sebagian Kerajaan Mossi tetap memperthankan praktik keagamaan dan ritual tradisional mereka. Kerajaan Mossi mengembangkan sistem agama campuran mengakui beberapa otoritas Islam sementara tetap mempertahankan sistem kepercayaan spiritual Afrika sebelumnya.

Tentara Kerajaan Mossi

      7. Kekaisaran Benin


Benin merupakan negara Afrika pra-kolonial yang berdiri pada 1300 M. Wilayah kerajaan ini terletak di selatan bagian tengah dari Nigeria (masa kini). Sampai akhir abad ke-19 kekaisarn ini menjadi salah satu kekuatan utama di Afrika Barat. Menurut salah satu saksi yang bernama Olfert Dapper, dalam satu hari Raja Benin dapat menyiapkan 20.000 orang untuk berperang bahkan dalam keadaan genting dapat menyiapkan 180.000 orang, kara ia memiliki pengaruh besat di antara bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Kekuasaanya membentang di kota-kota dan desa. Tidak ada raja lain di sekitarnya saat itu yang memiliki banyak kota indah seperti milik Raja Benin.


Wilayah Kerajaan Benin

Ketika kapal dagang Eropa mulai mengunjungi Afrika Barat mulai abad ke-15 dan seterusnya, Kekaisaran Benin yang memiliki kendali untuk mengontrol perdagangan antara masyarakat pedalaman Afrika dan Eropa. Ketika Inggris mencoba untuk memperluas perdagangan mereka sendiri di abad ke-19, para prajurit Benin membunuh utusan mereka.

  

Suasana Ibu Kota Kerajaan Benin Abad ke-15


Sumber:

Related Posts:

Pencarian Piramida Putih Xi’an Yang Legendaris



Tersebar di dataran yang datar namun terpencil di Provinsi Shaanxi, China, dekat dengan Xi’an, ibukota kerajaan di masa kuno, terletak belasan piramida yang menjulang spektakuler namun jarang dikenal di luar China. Cerita tentang objek ini merupakan perpaduan antara realita dari kemegahan makam ini dan legenda dari 1000 piramida putih raksasa yang memiliki puncak permata yang mungkin mengalahkan piramida Giza. Ketika beberapa peneliti percaya bahwa pengamatan secara udara dari Piramida Putih Xi’an berhubungan dengan Piramida Maoling, makam dari Kaisar Wu dari Han, sementara yang banyak orang juga menyebutkan bahwa piramida tersebut belum ditemukan.

Piramida (yang juga disebut sebagai bukit makam segiempat) dekat Xi.an, China (Credit: Hartwig Hausdorf)

Pengamatan Pertama – Fred Meyer Schroder, 1912
Beberapa laporan menyebutkan penampakan sebuah piramida putih raksasa di China lebih dari satu abad yang lalu oleh seorang agen perjalanan dan pedagang Fred Meyer Schroder, yang mendapati serangkaian piramida di kejauhan ketika berjalan dengan seorang biksu Budha di Privinsi Shaanxi di 1912. Dia melaporkan telah melihat satu piramida raksasa dengan beberapa piramida kecil di sekelilingnya. “hal ini adalah sesuatu yang aneh jika piramida sebesar ini ditemukan di alam terbuka yang dapat dilihat dengan mata telanjang oleh penduduk di negeri ini tapi benar-benar tidak dikenal oleh dunia barat” tulisnya di dalam jurnal perjalanannya.

Schroder memperkirakan bahwa piramida utama setidaknya dulu memiliki tinggi 300 meter (sekitar 1000 kaki) dengan 500 meter lebar. Sesuatu ukuran yang setidaknya sepuluh kali lebih besar dari Piramida Agung di Giza di Mesir yang memiliki tingg 140 meter (450 kaki). Pemandu Schroder yang berasal dari Mongolia, Bogdo, memberikan informasi bahwa piramida ini setidaknya berusia 3000 tahun dan menurut informasi dari penduduk dicatat oleh dokumen-dokumen kuno dan sangat popular sebagai cerita legenda di masyarakat local.

Pengamatan Kedua – James Gaussman, 1945
Pengamatan kedua dan yang paling terkenal dari Piramida Putih Xi’an ini berasal dari United States Army Air Corps yang bernama James Gaussman yang menerbangkan sebuah pesawat dari China ke Assam, India di musim semi 1945, ketika itu dia melaporkan melihat piramida raksasa dengan puncak permata di tenggara Xi’an. Belakangan di menulis:

Aku terbang di sekitar sebuah gunung dan kemudian menuju sebuah lembah. Tepat di bawah kita adalah sebuat piramida puti raksasa. Benda ini seperti bagaikan berasal dari sebuah dongeng. Piramida itu diliputi oleh cahaya putih yang mungkin berasal dari metal atau sejenis batuan. Piramida itu terlihat putih dari berbagai sisi. Yang paling mengagumkan adalah puncaknya yaitu semacam benda mirip permata. Aku sangat terkesan akan kemegahan piramida ini

Pengamatan ketiga – Kolonel Murice Sheahan, 1947
Hanya dua tahun berselang setelah Gaussman menemukan piramida putih itu, Kolonel Murice Sheahan, seorang direktur bagian Timur Jauh dari Trans World Airlines, terbang di atas sebuah lembah dekat dengan Pegunungan Qin Ling, sekitar 40 mil dari Barat Daya Xi’an di Provinsi Shhaanxi, ketika itu dia melihat sebuah piramida raksasa di bawahnya. Penemua Sheahan ini dilaporkan pada New York Times edisi 28 Maret, dengan judul headline “U.S. Flier Reports Huge Chinese Pyramid In Isolated Mountains Southwest of Sian [Xi'an]

Pegunungan Qin Ling, China (Wikipedia)

Di dalam artikel tersebut, Sheehan melaporkan telah melihat sebuah piramida dengan tinggi sekitar 1000 kaki dan lebar 1500 kaki dan dia menyebutkan bahwa benda itu membuat piramida-piramida di Mesir seperti kurcaci. Dua hari setelah laporan tersebut, New York Times mencetak sebuah foto benda yang menyerupai piramida, yang belakangan disebutkan berasal dari Gaussman. Sementara itu arkeologis China menolak bahwa piramida seperti itu benar-benar ada.

Foto yang dicetak New York Times, 30 Mei 1947, dianggap diambil oleh James Gaussman

Foto tersebut sangat mengecewakan karena terlihat tidak murni berwarna putih ataupun dipuncaki oleh permata dan tidak terlihat memiliki tinggi 1000 kaki, membuat beberapa pertanyaan muncul apakah foto tersebut Cuma kebetulan ditemukan oleh koran dan bukan benar-benar diambil oleh Gaussman.

Foto tersebut belakangan diidentifikasi sebagai bukit pemakaman Maoling yang sangat terkenal, makam dari Kaisar Wu dari Han (156-87 sebelum Masehi) yang berlokasi di Xingping, Provinsi Shaanxi, China, sekitar 25 mil dari timur laut ibu kota provinsi Xi’an.

Maoling adalah makam dari Raja Wu dari Han (Wikipedia)

Mausoleum Maoling
Maoling adalah piramida terbesar dari Dinasti Han Barat (atau makam bukit segi empat) yang dibangun sebagai mausoleum kerajaan sekitar 2000 tahun yang lalu. Gundukan ini dibangun dengan menumpuk tanah dan lumpur dengan bentuk segiempat dengan ukuran dasar sekitar 220 x 220 meter (720 x 720 kaki) dengan tinggi sekitar 50 meter (155 kaki).

Konstruksi dari makam ini dimulai pada tahun kedua pemerintahan Raja Wu (139 sebelum masehi) dan diselesaikan sewaktu kematiannya sekitar 53 tahun kemudian. Makan ini diisi dengan berbagai benda peninggalan pemakaman yang beberapa diantaranya sekarang dipajang di museum terdekat. Di sekitar Maoling terdapat serangkaian makam kecil yang berasal dari selir kesayangan Raja Wu, Nyonya Li; ahli militer Hao Qubing; dan beberapa anggota keluarga kerajaan lainnya.

Maoling, Makam dari Raja Wu dari Han (Wikipedia)

Apakah Benar Piramida Raksasa Putih Ini Nyata?
Beberapa peneliti yang menelusuri baik legenda maupun penampakan dari Piramida Puti Xi’an tidak percaya bahwa piramida putih tersebut adalah Maoling dengan mengacu fakta bahwa penemuan piramida putih tersebut terjadi di dengan pegunungan Qin Ling, sementara itu Maoling terletak pada dataran yang rata namun terpencil. Hal lain adalahh Maoling terletak di Timur Laut Xi’an, sementara Gaussman dan Sheahan menemukan piramida putih di barat daya.

Deskripsi tentang piramida ini juga tidak tepat, kecuali bahwa mendeskripsikan bahwa Piramida Putih memiliki bentuk piramida sempurna yang kontras dengan piramida berpuncak datar di Maoling. Mungkin saja New Yor Times hanya menggunakan foto Maoling untuk menggambarkan piramida di China, meninggalkan kemungkinan terbuka bahwa mungkin Piramida Putih benar-benar ada masih menunggu ditemukan di luar sana. Ataukah baik Schroder, Gaussman, maupun Sheahan semuanya salah mendeskripsikan termasuk estimasi ukuran dan apa yang mereka lihat benar-benar adalah Maoling?

Beberapa orang percaya bahwa Piramida Putih terletak pada dataran berbukin-bukit di Gunung Qin Ling, sulit untuk ditemukan di antara pegunungan dan jurang yang dalam. Sudah banyak peneliti dan penjelajah berusaha menemukan Piramida Putih ini, namun tidak ada satu pun yang berhasil.

Sumber
The Great White Pyramid of China – Historic Mysteries. Available from: http://www.historicmysteries.com/the-great-white-pyramid-of-china/
China’s Lost Pyramids – Unexplained Earth. Available from: http://unexplainedearth.com/Xi’an.php
The White Pyramid of Xi’an – Bibliotocapleyades. Available from: http://www.bibliotecapleyades.net/piramides/esp_piramides_china_3.htm
Pyramids in China – World Mysteries. Available from: http://www.world-mysteries.com/mpl_pyramidsofchina.htm
In Search of the White Pyramid – China Expat. Available from: http://www.chinaexpat.com/2011/05/05/in-search-of-the-white-pyramid.html/


Related Posts:

Kerajaan-Kerajaan Afrika Yang Terlupakan (Bagian 2): Kekaisaran Mali dan Kekaisaran Songhai

Selama ini bangsa Eropa mengangap bahwa dirinya adalah pusat peradaban sedangkan bangsa lain seperti Africa dianggap sebagai bangsa barbar. Secara tidak langsung timbul stigma bahwa Africa dapat mengenal teknologi dan sains setelah kedatangan para kulit putih di benua hitam. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Afrika telah berlangsung berbagai peradaban. Tidak hanya ada di Mesir tetapi di berbagai daerah lain yang ada di Afrika. Berikut ini akan disajikan tujuh Kerajaan Kuno termasyur di Afrika:



3. Kekaisaran Mali

Setelah jatuhnya Kerajaan Ghana, Kekaisaran Mali mendominasi di wilayah Afrika Barat. Terletak di Sungai Niger dan di sebelah barat Ghana (saat ini Niger dan Mali), kekaisaran ini mencapai puncaknya pada 1350-an.
Kekaisaran Mali didirikan oleh Mansa (Raja) Sundiata Keita dan menjadi terkenal karena kekayaannya, terutama Mansa Musa yang adalah cucu dari saudara tiri Sundiata. Mansa Musa inilah yang berhasil membawa Mali kepada kajayaanya, di mana perdagangan mencapai tiga kali lipat dari masa sebelumnya. Selama pemerintahannya, Mansa Musa telah berhasil memperluas wilayahnya hingga dua kali lipat luas sehingga kerajaan ini lebih besar daripada di kerajaan-kerajaan Eropa pada saat itu.
Kota-kota Mali menjadi pusat perdagangan penting di semua Afrika Barat, serta terkenal dengan pusat-pusat kekayaan, budaya dan pendidikan. Timbuktu, sebuah kota penting di Mali, menjadi salah satu pusat budaya yang penting tidak hanya di Afrika, tetapi dari seluruh dunia. Perpustakaan yang luas dan universitas Islam dibangun. Sehingga kota ini menjadi tempat pertemuan para penyair terbaik, ulama dan seniman dari Afrika dan Timur Tengah.

Wilayah Kekaisaran Mali

Kerajaan Mali memiliki pemerintahan semi-demokratis dengan konstitusi menjadi yang tertua di dunia  yang disebut “The Kurukan Fuga”. Kitab ini diciptakan pada tahun 1235 oleh para bangsawan untuk menciptakan pemerintahan bagi kekaisaran yang baru didirikan.
“The Kurukan Fouga” dibagikan oleh kekaisaran baru kepada para perwakilan klan yang berkuasa pada saat pertemuan besar yang disebut Gbara. Gbara adalah tubuh deliberatif Kekaisaran Mali yang terdiri dari 32 anggota dari seluruh 29 suku. Mereka diberi suara dalam pemerintahan. Gbara dan Kurukan Fuga tetap tetap eksis selama lebih dari 400 tahun sampai 1645.



The Great Mosque of Djenné

 4. Kekaisaran Songhai


Kekaisaran Songhai, adalah kekaisaran terbesar dalam sejarah Afrika dan paling kuat dari negara-negara Afrika barat pada abad pertengahan. Wilayah kerajaan ini mulai meluas pada masa kepemimpinan Raja Sonni Ali tahun 1460-1500an, mulai dari Kamerun hingga ke Maghreb.
Sebelumnya, pada tahun 1360 sengketa suksesi melemahkan Kekaisaran Mali. Hal ini membuat Kekaisaran Songhai yang sebelumnnya berada di bawah kendali Kekaisaran Mali, dapat merdeka pada tahun 1430. Sekitar tiga puluh tahun kemudian, Sonni Sulaiman Dama menyerang Mema (salah satu provinsi Mali yang terletak di sebelah barat Timbuktu). Keberhasilan ini membuka jalan bagi penerusnya, Sonni Ali untuk mengubah negaranya menjadi salah satu kerajaaan terbesar sub-Sahara Afrika yang pernah ada.
Ini diperluas dengan cepat dimulai dengan Raja Sonni Ali di tahun 1460-an dan 1500-an oleh, itu meningkat untuk meregangkan dari Kamerun ke Maghreb. Pada 1360, sengketa suksesi melemah Kekaisaran Mali, dan pada 1430-an, Songhai, sebelumnya ketergantungan Mali, merdeka di bawah Dinasti Sonni. Sekitar tiga puluh tahun kemudian, Sonni Sulaiman Dama menyerang Mema, provinsi Mali barat dari Timbuktu, membuka jalan bagi penggantinya, Sonni Ali, untuk mengubah negaranya menjadi salah satu kerajaan terbesar sub-Sahara Afrika yang pernah ada.


Wilayah Kekaisaran Songhai

Kekaisaran Songhai mencapai puncaknya pama masa pemerintahan Raja Muhammad Askia Agung. Pada masa puncaknya, kota Timbuktu berkembang menjadi pusat budaya dan komersial. Pedagang Arab, Italia dan Yahudi semuanya berkumpul di tempat tersebut untuk berdagang. Pada 1500, luas Kekaisaran Songhai lebih dari 1,4 juta kilometer persegi.


Sumber:

Related Posts:

Kerajaan-Kerajaan Afrika Yang Terlupakan (Bagian 1): Kekaisaran Axum dan Kerajaan Ghana



Selama ini bangsa Eropa mengangap bahwa dirinya adalah pusat peradaban sedangkan bangsa lain seperti Africa dianggap sebagai bangsa barbar. Secara tidak langsung timbul stigma bahwa Africa dapat mengenal teknologi dan sains setelah kedatangan para kulit putih di benua hitam. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Afrika telah berlangsung berbagai peradaban. Tidak hanya ada di Mesir tetapi di berbagai daerah lain yang ada di Afrika. Berikut ini akan disajikan tujuh Kerajaan Kuno termasyur di Afrika:

1. Kekaisaran Axum

Kekuatan, perdagangan dan militer Kekaisarn Axum merupakan yang terpenting di kawasan yang sekarang bernama Eritrea dan Ethiopia utara pada 100-940 M.
Pada masa puncak kejayaannya, Kekaisaran Axum pernah menjadi empat negara adidaya bersama Persia, Romawi, dan Cina pada masanya. Kekaisaran Axum mengendalikan wilayah Ethiopia Utara, Eritrea, Sudan utara, Mesir selatan, Djibouti, Yaman barat, dan Arab Saudi bagian selatan. Total wilayah kekaisaran ini mencapai 1,25 juta km (setara dengan setengah ukuran negara India). Aktivitas perdagangan Kekaisaran Axum telah sampai jauh ke wilayah timur yaitu Cina dan India.
Tower/Menara Peninggalan Kekaisaran Axum

         2. Kerajaan Ghana
Kerajaan ini berpusat di wilayah yang sekarang disebut Senegal dan Mauritania. Pengaruh Kerajaan Ghana mendominasi di daerah Afrika Barat dari 750-1078M. Bangsa-bangsa yang ada wilayah Afrika Utara menyebut kerajaan ini sebagai “Tanah Emas”. Ghana dapat dikatakan telah memiliki sistem metode administrasi yang rapi dan tertata, kekuatan tentara yang besar, dan terkenal atas monopolinya terhadap tambang emas.
Wilayah Kerajaan Ghana

Soninke merupakan raja yang mendirikan Kerajaan Ghana. Meskipun dia tidak pernah sepenuh memeluk Islam, hubungan baik dengan pedagang Islam tetap dapat terjaga. Kekayaan Kerajaan Ghana ini berasal dari tambang emas dan menjadikan unta sebagai moda pengangkutnya. Al-Hamdani, seorang penulis Arab mengatakan bahwa Kerajaan ini memiliki tambang emas terkaya di dunia. Ghana juga kekuatan militer yang besar, raja memiliki memiliki 200.000 prajurit dan 40.000 pemanah.

Topeng Emas Peninggalan Kerajaan Ghana

Sumber:

Related Posts:

The Pompeii of Cina: Kota Kuno Bawah Laut Kerajaan Dian

Kerajaan kuno ini berada di Cina. Dinamakan demikian karena istana ini didirikan oleh suku Dian yang bermukim di Danau Fuxian yang terletak di sebelah utara Yunan atau 60 km dari Kota Kunming. Wilayah ini telah mengalami kerusakan gempa beberapa kali. Ada banyak cerita rakyat setempat tentang kota kuno ini, tetapi hanya sedikit bukti historis yang ada tentang kota ini sebelum ditemukannya kota yang terletak di daerah cekung ini.

Danau Fuxian

Penduduk setempat sering mengungkapkan bahwa mereka melihat hantu dari dalam danau dan berbagai macam keanehan lain. Sehingga hal ini menjadi legenda. Desas desus adanya bangun kuno yang menyerupai sebuah kota kuno di bawah Danau Fuxian mengundang para arkeolog untuk datang. Pada 13-15 Maret 2001, dilakukan survei dari sebuah kelompok yang terdiri dari Profesor Universitas Beijing, eco-arkeolog dan dua wartawan harian Yunnan. Untuk mencapai bagian bawah Danau Fuxian digunakan sebuah kapal selam yang disebut Blue Whale.
Dengan menggunakan serangkaian teknologi tinggi, mereka berhasil mengamati dan menyelidiki peninggalan bawah air kuno milik Kerajaan Dia. Banyaknya foto yang dihasilkan  dan analisis data hidrologi membuktikan bahwa peninggalan Kerajaan Dian telah tertinggal di dasar danau.
Fitur konstruksi Kerajaan Dian mirip dengan yang digunakan di Tembok Raksasa Cina. Bangunan-bangunan yang terbuat dari batu, dan pengolahan batu besar adalah bukti tingginya tingkat peradaban pembangun. Kota bawah laut ini terdiri dari beberapa kabupaten dengan gaya perumahan yang berbeda, batu paving dan dinding. Perbedaan tersebut jarang terjadi di bangunan kuno yang lain.

Stempel Kerajaan Dian
Sumber: En.Wikepedia.org

Kota kuno ini terdiri dari sekitar delapan kelompok bangunan batu dengan lebar 1,2 km dan panjang 2 km-panjang, total keseluruhannya mencakup sekitar 2,4 km persegi. Delapan kelompok bangunan ini masaing-masing berbeda ukurannya. Lima kelompok berdiri bersama-sama di bagian tengah. Satu kelompok terletak di kedalaman mulai dari 20 meter sampai 98 meter. Sedangkan dua kelompok berikutnya kelompok berada di kedalaman 75-90 meter.
Beberapa ahli percaya kota kuno ini mungkin telah tenggelam ke dalam air pada saat bencana besar 2.000-3.000 tahun yang lalu. Tapi terdapat teori lain yaitu bahwa ada sesuatu yang menyebabkan air danau naik. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apa yang terjadi.

Dinding-Dinding Batu Di Dasar Danau Fuxian


Sumber:
En.Wikepedia.org
http://app1.chinadaily.com.cn/


Related Posts:

Tentara Legiun Romawi Kuno

Sumber: http://www.deviantart.com/

Jika berbicara mengenai masalah kemiliteran, tentara Kekaisaran Romawi merupakan yang paling disegani pada masanya serta masih menjadi panutan hingga sekarang. Tentara Kekaisaran Romawi terdiri dari tiga jenis yaitu “The Praetorian Guard” yang merupakan tentara pengawal kaisar, Legiun (tentara infantri dan petugas yang terdiri dari warga negara), dan “The Auxiliaries” (pasukan non-warga negara).

Sumber: http://www.deviantart.com/

Legiun adalah prajurit infanteri angkatan bersenjata utama dari tentara Romawi. Mereka direkrut dari warga negara Romawi, biasanya pemuda yang berumur 19 tahun tetapi juga ada yang dikrekut pada usia dini 14 tahun. Tinggi minimum para prajurit ini 4 kaki 11 inci. Kaisar Augustus memiliki 25 legiun yang masing-masing legiun memiliki 6.000 prajurit. Sebuah legiun dibentuk dari 10 Kohort (setiap kohort terdiri dari 540-600 laki-laki). Setiap Kohort dibagi menjadi 6 centuria yang dipimpin oleh seorang perwira (masing-masing centuria ada 60-100 laki-laki). Setiap sayap legiun memiliki 120 tentara kavaleri. Seragam yang digunakan tentara legium adalah rompi baju dan topi dari besi serta membawa perisai.


Penampilan Prajurit Legiun

Perisai Prajurit Legiun
Tulang punggung tentara Romawi adalah perwira. Para perwira ini memakai helm khusus serta terdapat hiasan di atasnya dengan kualitas yang lebih baik. Karier mereka dimulai sebagai seorang prajurit, kemudian dipromosikan karena dedikasi serta keberaniannya. Sebelum menjadi perwira mereka adalah kapten yang memimpin 100 prajurit di Legiun. Sebutannya “captain of 100”. Perwira menerima gaji sekitar 5.000 dinar per tahun – lebih besar 20 kali lipat dari prajurit. Ada pula lima perwira senior legiun yang menerima gaji 10.000 dinar per tahun, dan perwira kepala menerima 20.000 dinar di bayar setiap tahunnya. Sedangkan untuk prajurit umum hanya menerima gaji sekitar 200-300 dinar per tahun.


Penampilan Perwira Legiun

Di dalam legiun juga terdapat “polisi” yang biasa disebut Tooper yaitu tentara yang yang terdiri dalam datasemen yang memiliki 300 kuda yang selalu bergabung degan Legiun. Mereka ini bisa juga disamakan dengan pasukan infateri.



Petinggi dalam Legion Romawi
  1. Legatus Legiun
Komandan seluruh legiun. Posisi ini Kaisar yang menunjuknya. Legatus memegang komando selama 3 atau 4 tahun, meskipun untuk jangka waktu lebih lama lagi. Dalam sebuah provinsi dengan hanya satu legiun, maka Legatus juga menjabat sebagai gubernur provinsi. Sedangkan  di provinsi-provinsi dengan beberapa legiun, maka setiap legiun memiliki Legatus dan gubernur provinsi yang memgang komando dari mereka semua.

  1. Tribunus Laticlavius
Mereka adalah para senator. Tribunus Laticlavius juga diangkat oleh Kaisar. Pada umumnya berusia cukup muda dan kurang berpengalaman daripada Tribuni Angusticlavii. Meskipun demikian mereka ini menjabat sebagai dalam komandan kedua legiun, di bawah Wakil Komandan.


Ilustrasi  Tribunus Laticlavius

  1. Praefectus Castrorum
Umumnya ia adalah seorang veteran yang telah mengabdi dalam jangka waktu lama yang dipromosikan melalui tingkat perwira

  1. Tribuni Angusticlavii
Setiap legiun memiliki 5 tribuni militer yang terdapat para ksatria berkud. Mereka bertugas melayani urusan administratif penting dari Legiun. Terkadang pula mereka terlibat dalam tugas komando taktis.

  1. Primus Pilus
Mereka juga disebut “The First File” adalah perwira komandan dari kelompok pertama dan perwira senior seluruh Legion. Tooper juga dapat masuk ke dalam kelas sosial ini setelah pensiun.

Sumber:

Related Posts:

Legenda Monster Laut Kraken

Berdasarkan mitologi dari daerah Skandinavia, Kraken merupakan makhluk laut raksasa yang panjangnya mencapai 1 mil. Kraken dikabarkan suka menyerang kapal. Pada umumnya Kraken digambarkan dalam bentuk gurita atau cumi-cumi. Menurut beberapa cerita, ukuran tubuh Kraken yang begitu besar menyamai sebuah pulau kecil.

Kraken akan menyerang sebuah kapal dengan menggunakan lengan-lengannya tepat di sekitar lambung kapal dan membaliknya. Para kru kapal akan tenggelam atau dimakan oleh raksasa itu. Cerita tentang Kraken ini pertama kali disebutkan dalam Örvar-Oddr yang merupakan saga dari Islandia pada abad ke-13. Catatan lain mengenai Kraken juga ada di Konungs Skuggsja semacam karya ilmiah dari Norwegia. Disebutkan dalam catatan tersebut mengenai kebiasaan makan Kraken. Kraken akan menjebak ikan yang ada di sekitarnya dengan meregangkan lehernya dan kemudian akan bersedawa untuk melepaskan makanan yang ada di mulutnya. Hal ini akan membuat ikan tergoda oleh makan yang keluar dari mulut Kraken dan akan memasuki mulut Kraken untuk makan. Akibatnya sejumlah besar dari mereka akan terjebak.


Kraken juga disebutkan dalam edisi pertama Systema Naturae pada 1735. Buku ini merupakan klasifikasi taksonomi organisme hidup yang dibuat oleh ahli botani, dokter, dan ahli zoologi dari Swedia yang bernama Carolus Linnaeus. Ia mengklasifikasikan Kraken sebagai sebuah Cephalopoda (binatang sekelas moluska, termasuk di dalamnya mencakup cumi-cumi, gurita, dan sotong) yang mempunyai nama ilmiah Microcosmus Marinus. Dalam edisi Systema Naturae selanjutnya pada 1746, Linnaeus menyebutnya sebagai “raksas yang unik” yang hidup lautan Norwegia, meskipun dia belum pernah melihatnya.
Meskipun biasanya Kraken digambarkan sebagai gurita atau cumi-cumi raksasa, tetapi terkadang Kraken digambarkan sebagai makhluk yang menyerupai kepeting. Hal ini membuat Kraken diyakini dapat menyebabkan pusaran air yang besar di laut. Seorang penulis asal Swedia yang bernama Jacob Wallenberg pada 1781 memaparkan hasil penelitiannya mengenai Kraken dalam jurnal  Min son på galejan. Secara garis besar ia memaparkan sebagai berikut: “Secara bertahap Kraken akan naik ke permukaan dan ketika ia sudah ada di 11-50 depan (ukuran sepanjang kedua belah tangan dari ujung jari tengan tangan kanan sampai ujung jari tengah tangan kiri), maka lebih baik perahu yang di dekat atau di atasnya harus pindah, karena ketika ia muncul ke permukaan air seperti meledak sehingga menimbulkan gelombang besar yang bisa mencapai beberapa mil.


Banyak pendapat yang berbeda mengenai bentu Kraken ini, apakah cumi-cumi, gurita atau kepiting. Gurita kolosal mungkin lebih cocok dengan deskripsi tersebut, tetapi cumi-cumi diaanggap lebih agresif dan lebih sering mucul ke permukaan sehingga dapat dilihat oleh manusia. Meskipun ukuran cumi-cumi raksasa dianggap lebih kecil kurang dari setengah mil, tetapi mereka dianggap cukup besar untuk bergulat dengan ikan paus. Pada 1930 setidaknya telah dilaporkan 3 kejadian tentang cumi-cumi yang menyerang kapal dengan melucur ke balin-baling kapal.
Mitos Kraken diyakini oleh banyak sejarahwan berasal dari cumi-cumi raksasa yang bisa mencapai 1 mil dan telah jarang terlihat oleh manusia karena hidup di perairan yang sangat dalam. Mengingat kapal-kapal yang digunakan pada zaman dahulu merupakan perahu atau kapal kecil maka manusia pada masa lampau mengaggap bahwa Kraken adalah raksasa laut karena ukuran kapal mereka lebih kecil dari ukuran Kraken ini.


Sumber:
http://www.unmuseum.org/
http://www.ancient-origins.net/

Related Posts: